< > -->

Friday, November 15, 2019

Implementasi 7'S Mc Kensey, Trickle Down Effect, Dan Industri 4.0 Dalam Badan Usaha Koperasi

1. 7'S McKensey

Kerangka 7S dari McKinsey atau yang lebih dikenal dengan McKinsey 7S Framework adalah sebuah model manajemen untuk melihat seberapa efektif organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Memang ada beberapa model dan analisa yang dapat digunakan untuk menentukan di posisi mana organisasi kita berada. Baik itu menggunakan analisa eksternal, internal atau pun keduanya. Salah satu model yang diyakini dan bertahan sampai hari ini dengan menggunakan pendekatan internal adalah 7S framework dari McKinsey.


7S dapat digunakan untuk: 
- Meningkatkan kinerja organisasi ataupun perusahaan. 
- Meneliti efek kemungkinan perubahan masa depan terhadap organisasi ataupun perusahaan. 
- Menyelaraskan departemen-departemen dan proses-proses yang digunakan selama merger atau akuisisi. 
- Menentukan cara terbaik untuk menerapkan strategi yang akan dijalankan



Dalam 7S ada 7 faktor yang masing-masing saling tergantung yang dikelompokkan menjadi Soft & Hard elements
Soft Elements lebih sulit dideskripsikan, less tangible dan dipengaruhi budaya, yaitu : Shared Values, Skills, Style, Staff. Hard Elements lebih mudah didefinisikan dan ditentukan dan manajemen dapat langsung mempengaruhinya, yaitu: Strategy, Structure, Systems



Strategy: Rencana yang dirancang untuk mempertahankan dan membangun keunggulan kompetitif dalam persaingan. 
Strategi suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Tanpa strategi yang jelas, setiap organisasi akan berada pada kondisi seperti kapal yang berlayar tanpa pernah tahu ke mana akan berlabuh. Dalam organisasi bisnis, strategi merefleksikan kajian yang akurat tentang lingkungan bisnis, terutama aktivitas saat ini dan akan datang dari para pesaing.


Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Apa strategi kita? 
- Bagaimana kita akan mencapai tujuan kita? 
- Bagaimana cara kita menghadapi tekanan lingkungan kompetisi (competitive pressure)? 
- Bagaimana cara kita menangani perubahan permintaan konsumen ( changes in customer demands)? 
- Bagaimana strategi 'disesuaikan' dengan isu lingkungan?



Structure: Cara organisasi yang secara sistematis mengatur siapa melapor kepada siapa. 
Struktur organisasi sangat berpengaruh dalam kinerja sehari-hari. Struktur dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi yang ada. Struktur yang tepat akan membuat komunikasi menjadi efektif dan keputusan dapat dibuat dengan cepat dan tepat.


Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Bagaimana perusahaan / tim dibagi? 
- Apa saja tingkatannya? 
- Bagaimana mengkoordinasikan kegiatan berbagai departemen? 
- Bagaimana anggota tim mengatur dan menyesuaikan diri? 
- Apakah pengambilan keputusan dan pengendalian terpusat atau desentralisasi? 
- Dimana saja jalur komunikasi? Eksplisit dan implisit?



System: Prosedur untuk mengatur aktivitas yang dijalankan yang melibatkan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan
Jika sebuah perusahaan mempunyai sistem yang baik, maka akan sangat memudahkan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan operasional sehari-hari. Sistem ini termasuk berbagai hal yang menyangkut perencanaan, implementasi, kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan.


Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Apa sistem utama yang menjalankan organisasi? 
- Di mana saja letak peran kontrol dalam organisasi? Bagaimana peran kontrol di monitor dan di evaluasi? 
- Aturan dan proses apa yang dipergunakan agar tetap on track?



Shared Values: Nilai-nilai inti perusahaan yang telah menjadi budaya. 
Merupakan suatu guideline bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Apa nilai-nilai inti perusahaan? (core values)
- Apa saja budaya perusahaan? 
- Seberapa kuat nilai-nilai ini diterapkan?



Style: Gaya kepemimpinan yang digunakan.
Style merujuk kepada gaya kepemimpinan yang digunakan dalam organisasi. Gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi merupakan hasil perpaduan antara kelima elemen lainnya. Elemen-elemen tersebut menentukan gaya kepemimpinan seperti apakah yang paling tepat agar organisasi dapat mencapai sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien. Kepemimpinan yang tangguh pada semua lini, dan terutama pada jajaran top manajemen, akan memberikan dampak yang dramatis bagi peningkatan kinerja bisnis. Kepemimpinan yang tangguh ini juga diharapkan akan memberikan kontribusi penting bagi tumbuh dan mekarnya budaya organisasi yang berorientasi pada prestasi atau performance-based culture.


Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Seberapa sering gaya kepemimpinan ini digunakan? 
- Seberapa efektif hasilnya? 
- Apakah anggota tim menjadi lebih kooperatif atau kompetitif?



Staff: Karyawan
Organisasi akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Sebagaimana diketahui, jika tujuan organisasi dan tujuan masing-masing individu di dalamnya tidak searah, maka akan sangat sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.


Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Spesialisasi apa yang harus ada dalam tim? 
- Posisi apa yang harus diisi? 
- Apakah ada kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan?



Skills: Ketrampilan yang dibutuhkan organisasi. 
Ketrampilan setiap individu di dalam organisasi merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien. Karena itu, skills merupakan cerminan dari core competence organisasi, karena strategi yang disusun juga merupakan refleksi atas skills yang ada. Esensinya adalah bagaimana sebuah organisasi secara konstan mengembangkan ketrampilan (skills), sikap kerja dan pengetahuan para karyawannya.

Merujuk pada best practice di Asia, setiap perusahaan sebaiknya memberikan training minimal 40 jam (5 hari) setiap tahun kepada setiap karyawannya. Tentu saja pelatihan dan pengembangan skills ini selalu harus juga disertai dengan skema monitoring yang sistematis untuk memastikan bahwa skills itu bisa diaplikasikan untuk melejitkan kinerja bisnis.

Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal kerangka 7S. 
- Ketrampilan apa yang paling kuat yang dimiliki tim /organisasi? 
- Apakah ada kesenjangan keterampilan? 
- Apakah karyawan saat ini / anggota tim memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan? 
- Bagaimana kemampuan di monitor dan dan di nilai?


Model 7S ini dapat diaplikasikan untuk menjawab isu efektivitas di hampir semua jenis organisasi termasuk koperasi. Jika ada sesuatu yang 'tidak bekerja sebagaimana mestinya', maka dapat dipastikan ada ketidak konsistenan di antara elemen-elemen 7S yang ada.

2. Trickle Down Effect

Trickle Down Effect adalah kegiatan ekonomi yang lebih besar diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawahnya yang memiliki lingkup yang lebih kecil. Namun, pada kenyataannya teori ini sudah tidak berjalan seperti sebagaimana mestinya. Kenyataannya yang terjadi justru trickle up effect atau efek muncrat ke atas. Orang-orang kaya cenderung lebih mendapatkan kemudahan secara ekonomi, justru lupa untuk membangun perekonomian kecil yang berada di bawahnya. Akibatnya, yang kaya menjadi semakin kaya, dan yang miskin menjadi semakin miskin. Oleh karena itu, pembagian kue pambangunan pun justru semakin dinikmati oleh kalangan atas.
Mungkin metode ini bisa digunakan di badan usaha seperti koperasi yaitu dengan semakin besarnya badan usaha koperasi di suatu desa, pasti akan berdampak pada para anggotanya yang mungkin juga bekerja menjadi petani, pedagang dan sebagainya yang bisa mendapatkan SHU selama menjadi anggota koperasi . Tetapi jika metode ini diterapkan di badan usaha seperti koperasi mungkin akan sedikit sulit pengadaptasiannya dikarenakan koperasi yang ruang lingkupnya masih terbilang sangat kecil.

3. Industri 4.0

Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber.
Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi , dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri. Singkatnya, revolusi 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Metode ini bisa diterapkan dalam badan usaha koperasi yaitu dengan menjadikan koperasi sebagai badan usaha desa yang berbasis teknologi, tidak ada yang tidak mungkin jika koperasi menerapkan metode ini koperasi bisa menjadi lebih berkembang seperti sistem transaksi koperasi yang biasanya konvesional di ubah menjadi lebih modern seperti pembayaran menggunakan e-money sehingga masyarakat mungkin akan lebih tertarik untuk bergabung dengan koperasi, karena koperasi tersebut sudah seperti badan usaha lainnya yang sudah menggunakan teknologi yang sama persis.

Referensi :
3. https://www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html Tanggal Akses: Jumat, 15 November 2019. Pukul 22:10

Lakukanlah kebaikan sekecil apapun, karena engkau tidak akan pernah tahu kebaikan mana yang akan membawamu ke surga.

0 komentar:

Post a Comment

Berminat bekeja sama dengan saya?

Hubungi Saya
ARI ALIYANSYAH
081310609201
Tangerang, Indonesia

arialiyansyah.blogspot.com

Powered by Blogger.

Koperasi Simpan Pinjam Warna Artha

Koperasi Simpan Pinjam Warna Artha Sejarah KSP Warna Artha Koperasi Simpan Pinjam "Warna Artha" berdiri pada tahun 200...